Salah satu permasalahan
sulit yang dihadapi pemerintah saat ini adalah Nilai Ekspor Indonesia ini
adalah trend penurunan nilai ekspor. Berdasarkan kutipan berita dari CNNIndonesia.com:
“ Nilai ekspor Indonesia
sepanjang 2014 sebesar US$ 176,29 miliar atau turun 3,43 persen dibandingkan
perolehan tahun sebelumnya. US$ 182,55 miliar. Ekspor non-migas terkoreksi 2,64
persen atau hanya membukukan nilai US$ 145,96 miliar, sedangkan ekspor migas
turun 7,05 persen dengan
perolehan US$ 30,33 miliar.
Menteri
Perdagangan RI , Rahmat Gobel, menargetkan pertumbuhan ekspor non-migas 300%
dalam 5 tahun pemerintahan Jokowi-Kalla. Kalangan Praktisi dan pengamat pesimis
dengan target tersebut. Mereka menilai
target tersebut mengada-ngada. Permasalahan meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia tidak dapat sim salabim dapat langsung
naik. Namun, pemerintah dalam hal ini harus memiliki grand strategi
dalam pembangungan ekspor di Indonesia. Pemerintah harus melakukan koordinasi
dan sinergi semua instansi terkait dalam
meningkatkan ekspor tersebut, mulai dari Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perhubungan (yang mengelola pelabuhan, pelayaran, freight forwarder),
Kementerian Keuangan (Pajak, Bea dan Cukai), Kementerian Pertanian (Karantina),
BPOM, Kementerian Luar Negeri
(Kedutaaan, Konsulat) Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, instansi pemerintah
lainnya, pihak DPR , perusahaan BUMN dan
perusahaan swasta, sebagai pelaku-pelaku ekspor.
Kita
masih ingat dengan jelas salah satu janji dari Calon Presiden Repbulik
Indonesia, Jokowi-Kalla, pada saat pilpres 2014 adalah Setiap Dubes akan wajib mampu mempromosikan (sebagai
marketing) produk Indonesia, dan hal tersebut ditegaskan kembali oleh Bapak
Jokowi, sebagai Presiden RI, pada saat
rapat kerja pimpinan Kementerian Luar Negeri, yang dihadiri oleh seluruh
dubes-dubes Indonesia tanggal 2 Februari 2015. Kementerian Luar Negeri (baca
dubes) adalah salah pihak yang terkait dalam meningkatkan ekspor, dan masih
banyak pihak lain yang terkait yang perlu disinergikan dan dikoordinasikan.
Pemerintah dalam hal ini, perlu memiliki grand strategi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekspor, produk ekspor apa yang menjadi fokus pengembangan produk
Indonesia ? Pertanian ? Pertambangan ? Elektronika? Industri Kreatif ? Produk
Furniture? Atau produk lainnya, Siapa Pelaku Ekspor Utama yang perlu dibina ? Peraturan yang mendukung
ekspor ? Kebijakan Industri Nasional dan Daerah ? penurunan Biaya Logistik-terkait
infrastruktur ? Kesiapan SDM sebagai
pelaksana ekspor? Kita perlu mencontoh pemerintah
Thailand yang sukses dalam pengembangan produk hasil-hasil pertanian.
Sinergi,
koordinasi, perencanaan , dan implementasi di bidang ekspor adalah kata kunci
yang diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia. Kita berharap
dibawah Presiden dan Wapres RI yang kita cintai , Jokowi-Kalla, selama 5 tahun dapat
meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia, sehingga Indonesia tidak terus
dihantui oleh defisitf transaksi berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar