Selasa, 03 Maret 2015

NILAI EKSPOR INDONESIA SEMAKIN TURUN TERUS? TANYA KENAPA?

Salah satu permasalahan sulit yang dihadapi pemerintah saat ini adalah Nilai Ekspor Indonesia ini adalah trend penurunan nilai ekspor. Berdasarkan kutipan berita dari CNNIndonesia.com: “ Nilai ekspor Indonesia sepanjang 2014 sebesar US$ 176,29 miliar atau turun 3,43 persen dibandingkan
perolehan tahun sebelumnya. US$ 182,55 miliar. Ekspor non-migas terkoreksi 2,64 persen atau hanya membukukan nilai US$ 145,96 miliar, sedangkan ekspor migas turun 7,05 persen dengan
perolehan US$ 30,33 miliar. 

Menteri Perdagangan RI , Rahmat Gobel, menargetkan pertumbuhan ekspor non-migas 300% dalam 5 tahun pemerintahan Jokowi-Kalla. Kalangan Praktisi dan pengamat pesimis dengan target tersebut. Mereka  menilai target tersebut mengada-ngada. Permasalahan meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia tidak dapat sim salabim dapat langsung naik. Namun, pemerintah dalam hal ini harus memiliki grand strategi dalam pembangungan ekspor di Indonesia. Pemerintah harus melakukan koordinasi dan sinergi semua instansi terkait  dalam meningkatkan ekspor tersebut, mulai dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan (yang mengelola pelabuhan, pelayaran, freight forwarder), Kementerian Keuangan (Pajak, Bea dan Cukai), Kementerian Pertanian (Karantina),  BPOM, Kementerian Luar Negeri (Kedutaaan, Konsulat) Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya, pihak DPR , perusahaan BUMN dan  perusahaan swasta, sebagai pelaku-pelaku ekspor.

Kita masih ingat dengan jelas   salah satu janji dari Calon Presiden Repbulik Indonesia, Jokowi-Kalla, pada saat pilpres 2014 adalah  Setiap Dubes akan wajib mampu mempromosikan (sebagai marketing) produk Indonesia, dan hal tersebut ditegaskan kembali oleh Bapak Jokowi, sebagai Presiden  RI, pada saat rapat kerja pimpinan Kementerian Luar Negeri, yang dihadiri oleh seluruh dubes-dubes Indonesia tanggal 2 Februari 2015. Kementerian Luar Negeri (baca dubes) adalah salah pihak yang terkait dalam meningkatkan ekspor, dan masih banyak pihak lain yang terkait yang perlu disinergikan dan dikoordinasikan. Pemerintah dalam hal ini, perlu memiliki grand strategi dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor, produk ekspor apa yang menjadi fokus pengembangan produk Indonesia ? Pertanian ? Pertambangan ? Elektronika? Industri Kreatif ? Produk Furniture? Atau produk lainnya, Siapa Pelaku Ekspor Utama  yang perlu dibina ? Peraturan yang mendukung ekspor ? Kebijakan Industri Nasional dan Daerah ? penurunan Biaya Logistik-terkait infrastruktur ?  Kesiapan SDM sebagai pelaksana ekspor?  Kita perlu mencontoh pemerintah Thailand yang sukses dalam pengembangan produk hasil-hasil pertanian.  

Sinergi, koordinasi, perencanaan , dan implementasi di bidang ekspor adalah kata kunci yang diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia. Kita berharap dibawah Presiden dan Wapres RI yang kita cintai , Jokowi-Kalla,  selama 5 tahun dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia, sehingga Indonesia tidak terus dihantui oleh  defisitf transaksi berjalan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar