Rabu, 16 Mei 2012

SDM LOGISTIK


                                                                                                              
Strategi perusahaan manufaktur telah berubah, oleh karena itu para pelaku transportasi: main carrier (kapal laut, kapal udara, kereta api, darat), freight forwarder, jasa PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabenan) , trucking company, perusahaan bongkar muat, pergudangan, perusahaan distribusi harus mulai membenahi diri supaya dapat mengikuti perubahan pola pikir ke arah manufaktur (Manufacturers “Mindset’).
Pembenahan yang dapat segera dilakukan adalah tahap pertama : memberikan pemahaman dan pengertian tentang istilah  logistik bagi setiap sumber daya manusia di perusahaan pelaku transportasi . Bagi para level manajer dan top management yang dapat dilakukan segera adalah memberikan  pemahaman tentang bisnis logistik .
Perusahaan pelaku transportasi : Main Carrier (kapal laut, kapal udara, kereta api, darat), freight forwarding , jasa PPJK, trucking company, perusahaan bongkar muat, pergudangan, perusahaan distribusi yand ada di Indonesia, sebaiknya tidak langsung berpikir akan menjadi perusahaan logistik tetapi perlu dilakukan perubahan mindset (pola pikir) terhadap adanya perubahan pola bisnis yang sesuai dengan tuntutan industri/manufaktur. Para manager dan top management perlu melakukan perubahan mindset dari Transportasi mindset- (partial thinking) ke pada  Industri (manufaktur) mindset – (integrated thinking)-.Menurut pendapat  Keiichi Higauchi –President of Kasai Distribution Center: “ Need to have managers with manufactures “Minds Set”- (23 Feb 2011).
Pemikiran secara transportasi mindset artinya hanya berpikir satu bagian saja, misalnya: perusahaan trucking hanya berpikir sebagai pengangkut barang dari satu titik muat ke titik tujuan , PPJK hanya berpikir sebagai custom clearance saja, Freight Forwarding  berpikir sebagai agent dari freight forwarding atau pelaku dalam pengiriman barang secara door to door, perusahaan gudang hanya berpikir sebagai penyedia jasa penyimpanan barang (storage ).
 Pola pikir ini harus lebih berkembang lagi kearah keseluruhan (integrated). Pola pikir ini hanya dapat diperoleh hanya dengan pendidikan. Pendidikan logistik bagi semua karyawan (staff), manager, dan top management. Ini adalah tahap awal yang sangat diperlukan dalam pemahaman tentang arti logistik dan bisinis logistik. Tahap ini adalah dasar (fondasi) kokoh dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan bisnis logistik.
Tahap ke dua adalah penguatan organisasi . Bisnis atau kegiatan apa yang secara khusus merupakan spesialiasi saat ini, misalnya : PPJK. Perusahaan PPJK harus dapat melakukan konsolidasi terhadap seluruh karyawan supaya dapat mengikuti irama dari perusahaan 3 party logistik sebagai bagian dari subkontraktornya, sehingga perusahaan 3PL tersebut puas terhadap jasa yang diberikan.
Tahap ketiga adalah pengembangan perusahaan (business development). Perusahaan yang telah dapat mengikuti irama 3PL (Third Party Logistics) kemudian melakukan strategi pengembangan perusahaan agar dapat meningkatkan arah bisni perusahaan menuju perusahaan logistik. Tahap ketiga ini tentunya akan mengalami proses yang panjang dan mungkin harus melakukan kerjasama dan atau merger dengan perusahaan lainnya supaya dapat menjadi perusahaan logistik. Pendidikan logistik tentunya harus terus menerus dilakukan sesuai dengan tuntutan dan perubahan kebutuhan ketrampilam (skill) yang dibutuhkan oleh para pelaku logistik, industri/manufaktur. Peran SDM  yang terdidik dan terlatih dalam bidang logistik sangat diperlukan perusahaan yang bergeraka dalam bidang logistik.. Perusahaan tersebut akan dapat bertumbuh dan berkembang,
Pendidikan ini dilakukan oleh suatu institusi atau komite dimana  evaluasi terhadap kurikulum dan kebutuhan yang diharapkan dilakukan secara terus menerus. Evaluasi secara terus menerus tentunya akan meningkatkan kualitas SDM Logistik yang dihasilkan oleh institusi atau komite tersebut. Semakin banyak SDM yang terdidik dan terlatih dalam bidang logistik semakin perusahaan tersebut siap dalam menjalankan bisnis logistik.

Tokyo, 24 Februari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar