Strategi perusahaan manufaktur
telah berubah, oleh karena itu para pelaku transportasi: main carrier (kapal laut, kapal udara, kereta api, darat), freight
forwarder, jasa PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabenan) , trucking company, perusahaan bongkar
muat, pergudangan, perusahaan distribusi harus mulai membenahi diri supaya
dapat mengikuti perubahan pola pikir ke arah manufaktur (Manufacturers “Mindset’).
Pembenahan yang dapat segera
dilakukan adalah tahap pertama
: memberikan pemahaman dan pengertian tentang istilah logistik bagi setiap sumber daya manusia di
perusahaan pelaku transportasi . Bagi para level manajer dan top management
yang dapat dilakukan segera adalah memberikan
pemahaman tentang bisnis logistik .
Perusahaan pelaku transportasi :
Main Carrier (kapal laut, kapal udara, kereta api, darat), freight forwarding ,
jasa PPJK, trucking company, perusahaan bongkar muat, pergudangan, perusahaan
distribusi yand ada di Indonesia, sebaiknya tidak langsung berpikir akan
menjadi perusahaan logistik tetapi perlu dilakukan perubahan mindset (pola
pikir) terhadap adanya perubahan pola bisnis yang sesuai dengan tuntutan
industri/manufaktur. Para manager dan top
management perlu melakukan perubahan mindset dari Transportasi mindset- (partial
thinking) ke pada Industri
(manufaktur) mindset – (integrated thinking)-.Menurut
pendapat Keiichi Higauchi –President of
Kasai Distribution Center: “ Need to have managers with manufactures “Minds
Set”- (23 Feb 2011).
Pemikiran secara transportasi
mindset artinya hanya berpikir satu bagian saja, misalnya: perusahaan trucking
hanya berpikir sebagai pengangkut barang dari satu titik muat ke titik tujuan ,
PPJK hanya berpikir sebagai custom
clearance saja, Freight Forwarding
berpikir sebagai agent dari freight forwarding atau pelaku dalam
pengiriman barang secara door to door,
perusahaan gudang hanya berpikir sebagai penyedia jasa penyimpanan barang
(storage ).
Pola pikir ini harus lebih berkembang lagi
kearah keseluruhan (integrated). Pola
pikir ini hanya dapat diperoleh hanya dengan pendidikan. Pendidikan logistik
bagi semua karyawan (staff), manager, dan top management. Ini adalah tahap awal
yang sangat diperlukan dalam pemahaman tentang arti logistik dan bisinis
logistik. Tahap ini adalah dasar (fondasi) kokoh dalam mempersiapkan diri dalam
menghadapi persaingan bisnis logistik.
Tahap ke dua adalah penguatan organisasi . Bisnis
atau kegiatan apa yang secara khusus merupakan spesialiasi saat ini, misalnya :
PPJK. Perusahaan PPJK harus dapat melakukan konsolidasi terhadap seluruh
karyawan supaya dapat mengikuti irama dari perusahaan 3 party logistik sebagai
bagian dari subkontraktornya, sehingga perusahaan 3PL tersebut puas terhadap
jasa yang diberikan.
Tahap ketiga adalah pengembangan perusahaan (business development). Perusahaan yang
telah dapat mengikuti irama 3PL (Third
Party Logistics) kemudian melakukan strategi pengembangan perusahaan agar
dapat meningkatkan arah bisni perusahaan menuju perusahaan logistik. Tahap
ketiga ini tentunya akan mengalami proses yang panjang dan mungkin harus
melakukan kerjasama dan atau merger dengan perusahaan lainnya supaya dapat
menjadi perusahaan logistik. Pendidikan logistik tentunya harus terus menerus
dilakukan sesuai dengan tuntutan dan perubahan kebutuhan ketrampilam (skill) yang dibutuhkan oleh para pelaku
logistik, industri/manufaktur. Peran SDM
yang terdidik dan terlatih dalam bidang logistik sangat diperlukan
perusahaan yang bergeraka dalam bidang logistik.. Perusahaan tersebut akan
dapat bertumbuh dan berkembang,
Pendidikan ini dilakukan oleh
suatu institusi atau komite dimana evaluasi terhadap kurikulum dan kebutuhan yang
diharapkan dilakukan secara terus menerus. Evaluasi secara terus menerus
tentunya akan meningkatkan kualitas SDM Logistik yang dihasilkan oleh institusi
atau komite tersebut. Semakin banyak SDM yang terdidik dan terlatih dalam
bidang logistik semakin perusahaan tersebut siap dalam menjalankan bisnis
logistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar